Monang Naipospos
Saya kutip tulisan ini dari halaman Facebook saudara P Hasudungan Sirait tanggal 15 Desember pukul 15.12. Saat itu beliau merujuk atas kejadian beberapa pendeta yang menginjakinjak tempat yang disakralkan orang Batak. Saya memberi komentar atas tulisan ini 16 Desember 2021.
“Di puncak Pusuk Buhit-lah Debata Mulajadi Nabolon [Sang Pencipta Segala atau Allah], Dewa Tritunggal atau Dewata Trimurti—Batara Guru, Debata Sori (Soripada), dan Mangala Bulan—serta para pembantu Sang Khalik pada satu waktu turun dari ‘Banua Atas’ atas ‘Banua Ginjang’ [Benua Atas] dengan menyusuri benang yang dahulu dilempar Si Boru Deang Parujar (sebutan lainnya: Si Borudeak Parujar).
Mereka lantas melanjutkan perjalanan ke Sianjur Mulamula (Sianjur Mulajadi, Sianjur Mulatompa), lembah di kaki gunung. Hari itu di sana ada perhelatan dan mereka diundang. Anak kembar dari pasangan Si Boru Deang Parujar—Si Raja Odapodap (nama lainnya adalah Tuan Ruma Uhir Rumagorga) sudah cukup umur untuk dipermandikan dan diberi nama.
Acara ‘martutu aek’ dan ‘mampe goar‘ berlangsung. Mulajadi Nabolon yang langsung memimpin. Si Raja Ihat Manisia dan Si Boru Ihat Manisia (ada yang menyebut: Itammanisia) itu nama yang diberi ke kedua bocah. Lanjutkan membaca “SI BORU DEAK PARUJAR SIDEAK UJARUJARAN”